October 31, 2014

Cukup, aku tenang ~

Aku bukan mimpi yang dia ingat-ingat ketika bangun pagi.
Tapi sisa-sisa dingin pagi akan membekas di tubuhnya, menyejukkan hatinya karena tau pelukku tak lagi mampu mendekapnya.

Aku bukan senyum yang dia tunggu ketika lelah di jam pulang kerjanya.
Tapi matahari senja selalu membentuk bayangnya, menyinari dengan teduh karena tau hangatku tak lagi telak merengkuhnya.

Aku bukan bagian dari doanya sebelum tidur.
Tapi gelapnya malam akan selalu menjaga lelapnya tanpa terjaga karena tau tanganku tak cukup sampai mengusap dahinya.

Kepada Tuhan,
Penjagaanku tak akan pernah terasa.
Sayapku pun telah patah-patah untuk sekedar melindunginya dari rasa jengah.
Maka biarkan aku dengan sederhana menuliskan namanya di tengadah telapak tangan.
Cukup begitu.
Lalu aku akan tenang.
Posted on by niken intan kurnia | No comments

Sedetik sebelum ~





Menghitung detik
Menerjemahkan jarak
Menabung rindu

Mengecap sepi
Mengurung resah
Mendekap jengah

Menetapi hari hari yang datang
Melangkah menjejaki jalan sepi
Hingga bayangmu kupeluk
Lalu merunduklah segala asa

Aku masih melihat kamu
Walau dalam ingatan berujung semu
Sementara waktu terus berlari
Biar nanti sosok nyatamu datangi aku
Menggenggam tanganku, tepat sedetik sebelum aku duduk menyerah
Posted on by niken intan kurnia | No comments

October 5, 2014

untuk kamu, saya ingin..





Kamu tau kesakitan apa yang paling sakit?
Adalah ketika saya tau bahwa saya tidak mempunyai peran dan pengaruh apa-apa untuk orang yang saya sayang.

Saya hidup dengan prinsip bahwa saya harus bermanfaat untuk orang lain.
Pun untuk kamu, saya ingin untuk bisa kamu andalkan.
Saya ingin menjadi tempat kembali ketika kamu merasa lelah.
Saya ingin jadi orang pertama yang kamu cari ketika kamu butuh pundak untuk bersandar.
Saya ingin mengangkat kamu ketika kamu jatuh.
Saya ingin menopang kamu ketika kamu hampir tumbang.
Saya ingin jadi alasan kamu tertawa ketika kamu merasa jenuh.
Saya ingin jadi pendengar yang baik untuk semua keluh kesah kamu setiap harinya.
Saya ingin jadi penyemangat ketika kamu akan menyerah.
Saya ingin jadi orang yang bisa kamu butuhkan di setiap susah, juga jadi orang yang kamu bagi ketika sedang bahagia.

Tapi yang saya tau saya tidak diberikan kesempatan untuk menjadi sebaik itu di mata kamu.
Yang terjadi adalah bahwa saya sumber dari kelelahan dan kejenuhan kamu.
Maaf karena hal-hal yang saya pikir akan menyenangkan kamu malah justru membuat kamu marah.
Maaf karena saya berusaha tapi saya gagal.

Maaf untuk keinginan-keinginan baik saya yang ternyata tidak kamu perlukan.
Posted on by niken intan kurnia | No comments