March 9, 2015

Cinta yang baik (katanya) - falafu

Cinta yang baik, mereka tak akan membuatmu takut kehilangan, karena dia yang mencintaimu tak akan pernah berhenti menjagamu dari kehilangannya. 
Mereka tak akan membuatmu cemas mengharap, karena dia yang mencintaimu, tak akan pernah membiarkanmu terlalu lama dalam ketidak-pastian. 

Cinta yang baik, mereka tak akan membuatmu sedih menangis, karena dia yang mencintaimu, tak akan pernah membiarkan dirinya menjadi alasan ketidak-bahagiaanmu. 
Mereka tak akan membuatmu kehilangan dirimu sendiri, karena dia yang mencintaimu tak akan memintamu melakukan hal-hal yang tidak kamu suka.

Cinta yang baik, mereka tak akan membuatmu jauh dari sang pencipta, karena dia yang mencintaimu tak akan pernah lupa mengarahkanmu kembali ke jalan-Nya. 
Mereka tak akan membuatmu tergesa-gesa, karena dia yang mencintaimu tak akan pernah membuatmu benci pada waktu, sekali pun kamu tengah menunggunya.

Cinta yang baik, mereka tak akan membuatmu berkorban, karena dia yang dicintaimu tak akan pernah membiarkanmu memberi seorang diri. 
Itu karena ia mengerti bahwa cinta, tak pernah layak untuk meminta.

Ketika seperti apa pun rupamu, di matanya kamu adalah yang paling indah
Ketika seperti apa pun isi hidupmu, di hatinya kamu adalah harta yang terlalu berharga
Ketika seperti apa pun kelemahanmu, baginya kamu adalah pelengkap hidupnya

Maka jangan biarkan dirimu, tidak dicintai dengan baik, hanya karena kamu terlanjur mencintainya dengan baik Temukan ia yang setia, memelukmu hingga kehabisan usia.

Hey,
Cinta yang baik, adalah hanya ketika kamu dicintai kembali 

Dan jangan mencari sempurna, karena mereka yang sempuran di matamu belum tentu bisa sempurna melengkapi kelemahan dirimu, seutuhnya 

Tulisan ini untuk kamu, yang bola matanya adalah tempat paling romantis dalam ingatanku. Di mana di sanalah, sepasang matahari paling teduh tinggal

Selamat menemukan cinta yg baik
Selamat dijatuhi cinta yang baik 

Karena ini adalah doa

Walau pun aku tahu cinta itu bukan aku
Itu kenapa aku akan berhenti
Berhenti mencintaimu dengan bahagia

Terima kasih atas segala ingatan baik
Atas segala harapan-harapan yg belum sempat jadi kenyataan
Atas gelak tawamu yg merdu
Atas cerita-cerita lucumu yang tak terlupakan 

Atas segala kesempatan untuk dapat pernah memimpikan kita
Semoga kelak, kamu menemukan padanya, apa yang tidak kamu temukan pada diriku.

Tuhan memelukmu 
Tuhan memeluk kita 

Aku menulis ini, ketika kemarin masih mencintaimu.

Posted on by niken intan kurnia | No comments

January 13, 2015

grow old together ~

Untuk kamu, siapapun kamu,
yang akan terus memperjuangkan aku betapa pun kamu akan merasa bosan padaku nantinya.
yang sayangnya tidak akan menipis dimakan sikap-sikapku yang kadang menyebalkan.
yang akan selalu tau bagaimana cara menghadapi moodku yang tiap saat mudah berubah-ubah.
yang akan terus tetap tinggal walaupun berulang kali aku minta pergi.
yang akan menghargai kehadiranku bahkan ketika tidak diperlukan.
yang akan membuat aku tau bahwa aku cukup penting dan berpengaruh.

Untuk kamu, siapapun kamu,
yang datangnya tanpa aku sadari, lalu berpikir tidak akan meninggalkanku barang sedikit pun.
yang dikirim Tuhan untuk menemani sepanjang perjalanan hidupku.
yang setiap paginya akan mengecup kening setelah aku cium punggung tangannya.
yang akan tetap memakan masakanku walaupun rasanya keasinan.
yang tidak pernah mempermasalahkan kecerobohan-kecerobohanku.
yang tidak akan membentak meski aku melakukan kesalahan besar.
yang senantiasa menenangkan dengan pelukan ketika berselisih paham.
yang dalam doa-doanya menyebut namaku demi meminta kebaikan dari sang Maha Baik.

Untuk kamu, siapapun kamu.
Aku ingin kita menua bersama.
Datanglah ketika kamu sudah siap menggenggam tanganku, bukan hanya untuk hitungan tahun, tapi hitungan detak jantungku.
Jangan pernah berhenti menyayangi tiap napas yang aku hirup.

Untuk kamu, siapapun kamu.
Berjanjilah untuk menua bersama.
Saling berbagi genggaman.
Saling bertukar peluk.
Tidak peduli musim apa yang akan kita lewati, kita akan melanjutkan pijak-pijak langkah yang renta, meretas setiap uji hidup, mengikrarkan janji setia demi bukti untuk anak cucu kita bahwa dunia yang terkadang memberi kecewa, masih menyimpan harap bahagia dan sejuta tawa, meski dalam tubuh yang telah lemah dan kerutan wajah yang semakin menjelas.
Kita akan menua bersama.



Posted on by niken intan kurnia | 1 comment

January 12, 2015

Setidaknya pada satu waktu ~

Untuk semua yang telah terjadi, siapa yang harus aku kambinghitamkan?
Kamu, diri sendiri, atau keadaan?
Entahlah. Rasanya sulit untuk bisa percaya dengan situasi ini karna saya terlalu percaya kamu.
Tapi untuk memaki-maki diri sendiri atas kecerobohan ini aku juga tidak tega.
Aku sendiri benar-benar sedang berusaha menyayangi diri.
Kamu tau? Betapa aku amat sangat jatuh sayang untuk kamu sejak awal hingga detik itu. Betapa aku berusaha melakukan hal-hal baik untuk kamu. Betapa aku menahan rindu dan menjaga setia.

Untuk kamu, aku berusaha baik-baik saja dan dengan enteng mengatakan "i am happy for you".
Aku tidak berbohong untuk ikut berbahagia dengan kebahagiaanmu (setelah melepas saya).
Sayang yang bagaimana lagi yang paling tulus selain bahagia melihat orang yang kita sayang tertawa lepas.
Untuk kebaik-baik-sajaan ku, aku juga tidak berbohong, walaupun nyatanya sampai detik ini aku masih berusaha.

Tapi lihat saja, aku berbohong mengenai tulisan ini. Aku bilang akan menulis untuk kamu selama kamu masih dalam lingkar hidupku.
Kamu sudah keluar. Tapi aku, masih mengingat kamu di dalam tulisan ini.

"Ada seseorang yang akan selalu tinggal dalam hati, namun tidak dalam hidup kita"
Aku mengamini kalimat itu.

Kamu pernah jadi bagian hati dan hidup. Membakar kenangan tidak akan semudah membakar kertas-kertas di buku diary (yang isinya juga tentang kamu).

Untuk semua sakit, tenanglah, aku tidak akan membenci. Bahkan hingga detik ini aku masih merasa kurang mengucap terima kasih atas banyak hal baik yang pernah kamu lakukan.

Sedetik sebelum aku menyerah, aku pikir kamu akan menggenggam tanganku lalu menariknya untuk kemudian membawaku pergi bersamamu. Tapi pada akhirnya aku sadar, mengharapkan hal itu hanyalah kesia-siaan. Karena jauh di detik-detik sebelumnya kamu sudah berlalu. Dan di detik selanjutnya, satu-satunya hal yang bisa aku lakukan adalah terpaksa menyerah.

Untuk waktu kemarin yang pernah dilalui, untuk tiap kebersamaan yang singkat, dan untuk semua perasaan dalam tulisan-tulisan saya, jika aku dibolehkan menanyakan satu hal, aku ingin tau apakah kamu pernah merasa benar-benar menyayangiku? Setidaknya pada satu waktu saja.



Posted on by niken intan kurnia | 2 comments