January 12, 2015

Setidaknya pada satu waktu ~

Untuk semua yang telah terjadi, siapa yang harus aku kambinghitamkan?
Kamu, diri sendiri, atau keadaan?
Entahlah. Rasanya sulit untuk bisa percaya dengan situasi ini karna saya terlalu percaya kamu.
Tapi untuk memaki-maki diri sendiri atas kecerobohan ini aku juga tidak tega.
Aku sendiri benar-benar sedang berusaha menyayangi diri.
Kamu tau? Betapa aku amat sangat jatuh sayang untuk kamu sejak awal hingga detik itu. Betapa aku berusaha melakukan hal-hal baik untuk kamu. Betapa aku menahan rindu dan menjaga setia.

Untuk kamu, aku berusaha baik-baik saja dan dengan enteng mengatakan "i am happy for you".
Aku tidak berbohong untuk ikut berbahagia dengan kebahagiaanmu (setelah melepas saya).
Sayang yang bagaimana lagi yang paling tulus selain bahagia melihat orang yang kita sayang tertawa lepas.
Untuk kebaik-baik-sajaan ku, aku juga tidak berbohong, walaupun nyatanya sampai detik ini aku masih berusaha.

Tapi lihat saja, aku berbohong mengenai tulisan ini. Aku bilang akan menulis untuk kamu selama kamu masih dalam lingkar hidupku.
Kamu sudah keluar. Tapi aku, masih mengingat kamu di dalam tulisan ini.

"Ada seseorang yang akan selalu tinggal dalam hati, namun tidak dalam hidup kita"
Aku mengamini kalimat itu.

Kamu pernah jadi bagian hati dan hidup. Membakar kenangan tidak akan semudah membakar kertas-kertas di buku diary (yang isinya juga tentang kamu).

Untuk semua sakit, tenanglah, aku tidak akan membenci. Bahkan hingga detik ini aku masih merasa kurang mengucap terima kasih atas banyak hal baik yang pernah kamu lakukan.

Sedetik sebelum aku menyerah, aku pikir kamu akan menggenggam tanganku lalu menariknya untuk kemudian membawaku pergi bersamamu. Tapi pada akhirnya aku sadar, mengharapkan hal itu hanyalah kesia-siaan. Karena jauh di detik-detik sebelumnya kamu sudah berlalu. Dan di detik selanjutnya, satu-satunya hal yang bisa aku lakukan adalah terpaksa menyerah.

Untuk waktu kemarin yang pernah dilalui, untuk tiap kebersamaan yang singkat, dan untuk semua perasaan dalam tulisan-tulisan saya, jika aku dibolehkan menanyakan satu hal, aku ingin tau apakah kamu pernah merasa benar-benar menyayangiku? Setidaknya pada satu waktu saja.



Posted on by niken intan kurnia | 2 comments

2 comments:

  1. Mungkin rasanya kita sama.
    “Dan kemudian, aku tetap setia bertanya-tanya, pernahkah aku menjelma harap dalam baris doa-doa malammu?”
    Tumblr jofayzk, 3 bln lalu. :')

    ReplyDelete