October 31, 2014

Cukup, aku tenang ~

Aku bukan mimpi yang dia ingat-ingat ketika bangun pagi.
Tapi sisa-sisa dingin pagi akan membekas di tubuhnya, menyejukkan hatinya karena tau pelukku tak lagi mampu mendekapnya.

Aku bukan senyum yang dia tunggu ketika lelah di jam pulang kerjanya.
Tapi matahari senja selalu membentuk bayangnya, menyinari dengan teduh karena tau hangatku tak lagi telak merengkuhnya.

Aku bukan bagian dari doanya sebelum tidur.
Tapi gelapnya malam akan selalu menjaga lelapnya tanpa terjaga karena tau tanganku tak cukup sampai mengusap dahinya.

Kepada Tuhan,
Penjagaanku tak akan pernah terasa.
Sayapku pun telah patah-patah untuk sekedar melindunginya dari rasa jengah.
Maka biarkan aku dengan sederhana menuliskan namanya di tengadah telapak tangan.
Cukup begitu.
Lalu aku akan tenang.
Posted on by niken intan kurnia | No comments

0 comments:

Post a Comment